AddMe - Search Engine Optimization

02 Juni 2008

Paklobutrazol: Kegunaan dan Rambu-rambu Pemakaian

Zat pengatur tumbuh Paklobutrazol merupakan senyawa kimia bila diberikan ke suatu tanaman akan memberikan efek penghambat pertumbuhan tunas.

Penggunaan zat pengatur tumbuh ini bila diberikan tidak sesuai dengan aturan akan membuat gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam tingkat lebih lanjut. Cara kerja zat pengatur tumbuh ini adalah dengan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman (pertumbuhan tunas dan daun).

Dampak penghambatan di dalam fisiologis tanaman antara lain:
1. Dalam jangka waktu tertentu meningkatkan rasio karbon-nitrogen (C/N), artinya dengan
meningkatnya kadar karbon berpotensi untuk merangsang keluarnya tunas bunga.
2. Menekan kadar hormon tanaman seperti Gibberelin, dimana bila kadar Gibberelin menurun
maka dapat merangsang keluarnya tunas bunga.

Syarat agar tanaman tidak mengalami gangguan fisiologis akibat penggunaan Paklobutrazol, maka tanaman harus dipersiapkan sebagai berikut:
Syarat internal tanaman:
1. Tanaman sudah memasuki fase generatif (pernah berbunga)
2. Tanaman dalam kondisi sehat (tidak mendapatkan serangan hama ataupun penyakit)

Syarat eksternal tanaman:
1. Perlakuan pemangkasan (perubahan C/N rasio)
2. Pemupukan (mengurangi pemupukan N dari Ammonium)

Penggunaan Paklobutrazol pada tanaman cukup 1 kali saja, bila diberikan lebih dari yang disarankan akan memberikan dampak gangguan fisiologis dalam bentuk tanaman kerdil dan merana, daun menggulung/keriting. Konsentrasi pemakaian 6 - 10 ml/L untuk tanaman buah, sedangkan untuk tanaman hias 2 ml/L.

Produk yang tersedia:
1. Golstar 250 SC
2. Patrol 250 SC

(Yudha Hartanto, M.Si, diolah dari berbagai sumber)

14 Mei 2008

Anti Stres dan Perangsang Akar Tanaman

Penggunaan bahan anti stres dan perangsang akar dalam beberapa tahun ini cukup meningkat. Hal ini ditandai dengan munculnya produk-produk kombinasi vitamin B-1 (Thiamine HCl) dan zat pengatur tumbuh akar kelompok Auksin yang sering digunakan adalah NAA (Naphtalene Acetic Acid).

Peranan Vitamin B-1 dan NAA bagi tanaman:

a. Vitamin B-1 (Thiamine HCl)

Merupakan kelompok vitamin B, yang mempunyai peranan di dalam metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energi untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman. Sehingga dengan demikian tanaman yang mengalami stres karena kondisi bare root (pengiriman tanpa media) ataupun dikarenakan pemindahan tanaman ke media baru, segera melakukan aktifitas metabolisme untuk beradaptasi dengan lingkungan ataupun media yang baru.

b. Zat Pengatur Tumbuh NAA (Napthalene Acetic Acid)

Merupakan kelompok zat pengatur tumbuh dari kelompok Auksin, yang mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan akar lateral/samping. Pemilihan NAA dikarenakan mempunyai sifat perangsang akar yang kuat dan stabil.

Beberapa produk kombinasi vitamin B-1 dan NAA:

  1. Superthrive
  2. Liquinox Start B-1
  3. Grow Quick Plus+
Cara Penggunaan:
  1. Tujuan pertumbuhan aktif dan ketahanan terhadap stres (0,5 - 1 ml/L, 1 minggu 1 – 2 kali)
  2. Tujuan perendaman tanaman tanpa media (dari pengiriman) yang akan ditanam (rendam 15 menit dalam larutan 1,5 ml/L per sekali perlakuan)

(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)

13 Mei 2008

Derajat Keasaman (pH) Media Tanam: Asam atau Basa?

Mengetahui derajat keasaman media tanam (pH) sangat diperlukan sebelum dan sesudah menanam suatu tanaman. Karena derajat keasaman sangat menentukan ketersediaan nutrisi di dalam media yang akan dipergunakan oleh tanaman.

Seringkali kondisi media tanam sesudah ditanam dan telah lama dibudidayakan mengalami kenaikkan atau penurunan pH yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Umumnya pH yang diperlukan tanaman sekitar 5 – 6,5, dimana baik unsur makro (N, P, K, Ca,Mg,S) dan mikro (Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo ) tersedia bagi tanaman.

Beberapa tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan kondisi pH media tanam yang asam (pH<5)>6, maka daun tanaman akan terlihat hijau pucat. Kondisi daun yang seperti ini dikarenakan kekurangan unsur besi (Fe) yang diperlukan dalam pembentukan khlorofil (zat hijau) daun.

Kasus yang lain adalah tanaman mengalami kekurangan nutrisi boron (B) pada kondisi media asam (pH<5).>

Pemupukan yang tidak terkelola dengan baik tentunya akan berdampak terhadap kondisi pH media. Penggunaan pupuk N (Nitrogen) dalam bentuk Ammonium Sulfat (NH4)2.SO4 atau pupuk ZA secara berlebih di tanah atau media tanam alternatif akan membuat kondisi media menjadi asam. Demikian pula sebaliknya bila terlalu banyak pemupukan yang berasal dari unsur Ca, Mg yang terikat dalam bentuk karbonat (CO3) akan membuat media menjadi basa, sehingga ada beberapa unsur mikro tidak tersedia bagi tanaman.

Maka langkah yang perlu diambil agar tanaman dalam kondisi prima adalah mengelola cara pemupukan yang baik dan benar (tepat waktu pemberian, tepat fase pemberian, tepat konsentrasi).

(Yudha Hartanto MSi., diolah dari berbagai sumber).

Sumber : http://www.godongijo.com

06 Mei 2008

Merawat dan membungakan Adenium dan Euphorbia

Agar Adenium dan Euphorbia mudah berbunga, perlu dilakukan perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, Penggantian pot dan media tanam, serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Media Tanam.

Media tanam berfungsi untuk:

Tempat tumbuhnya akar tanaman
Penopang tanaman agar tumbuh dengan baik
Penyedia air dan pupuk

Media tanam yang baik harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

Tidak mengandung bibit hama dan penyakit dan bebas gulma.
Mampu menampung air, tetapi juga mampu membuang/mengalirkan kelebihan air.
Remah dan porous, sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang menembus media tanam dengan mudah.
Derajat keasaman (pH) antara 6,0 sampai 6,5
EC media maksimal 0,5

Tanaman adenium maupun euphorbia lebih menyukai media yang kering serta mampu membuang kelebihan air secara cepat. Oleh karena itu, di PT Godong Ijo Asri, media tanaman adenium maupun euphorbia menggunakan campuran dari serbuk sabut kelapa, sekam bakar, kerikil zeolit, serta pasir. Semua jenis media tanam tersebut diatas sebelum digunakan sudah melalui proses sterilisasi untuk mematikan benih penyakit serta benih rumput. Sedangkan tanah tidak digunakan karena tanah di Indonesia rata-rata kurang porous, banyak mengandung benih rumput maupun penyakit, serta kurang mampu mengalirkan kelebihan air.

Kelemahan dan kelebihan masing-masing bahan media tanam yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

Sekam bakar. Sekam bakar berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Dengan disangrai ini, sekam menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang tinggi itu benih penyakit maupun benih padi yang tersisa akan mati. Arang sekam adalah media yang porous, tetapi kurang mampu menampung air. Oleh karena itu dalam penggunaannya, dicampur dengan media lain yang mampu menampung air.

Serbuk sabut kelapa (coco peat). Coco peat berasal dari sabut kelapa yang sudah dipisahkan dari seratnya, dan telah direbus untuk menghilangkan zat tanin (zat yang dapat mematian tanaman). Dengan perebusan, berarti juga sterilisasi untuk menghilangkan benih-benih penyakit yang mungkin ada didalamnya. Coco peat ini dapat menyimpan air yang banyak, sehingga apabila digunakan harus dicampur media lain agar kelebihan air tersebut dapat dibuang.

Pasir. Pasir yang digunakan untuk media tanam adalah pasir sungai&amp;amp;nbsp; yang sudah disaring sehingga tidak ada kotoran berupa tanah, kemudian direbus untuk sterilisasi. Pasir pantai tidak dapat digunakan karena ada garam didalamnya. Dalam penggunaannya, pasir biasanya dicampur dengan media yang lain, karena pasir tidak mampu mengikat air.

Batu kerikil Zeolit. Batu zeolit berwarna hijau muda, adalah batuan yang mampu menampung pupuk yang disiramkan kepadanya, dan dapat juga mengurangi unsur kimia yang bersifat racun bagi tanaman. Batu zeolit dalam penggunaannya sebagai media tanam dipecah terlebih dahulu menjadi kerikil, agar ukurannya sesuai untuk media tanam.

Styrofoam. Styrofoam atau busa putih, dipakai menjadi bagian media tanam hanyalah agar media tanam tidak terlalu padat. Dalam penggunaannya, stirofoam dipotong atau diiris sebesar dadu, dan ditempatkan didasar pot.

Perlu diketahui bahwa semua media tanam diatas, adalah limbah. Sekam adalah limbah dari padi, serbuk sabut kelapa adalah limbah dari industri pembuatan serat sabut kelapa (industri jok, keset dll), Pasir sungai yang dipakai adalah pasir yang kasar (sisa pembangunan perumahan), sedangkan kerikil zeolit adalah limbah dari batuan zeolit yang diproses untuk elemen tembok rumah. Media tanam tersebut juga adalah media yang dapat ditemukan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga dapat digunakan untuk mensuplai pertanian dalam skala massal.

Beberapa jenis media lain yang dapat digunakan oleh para hobiis adalah sbb:

Pakis (pakis dicincang dahulu sebelum dipakai),
Spagnum moss,
arang kayu, dll.

Namun demikian, media-media tersebut sulit dijumpai dalam jumlah banyak, sehingga jarang digunakan untuk penanaman sekala perkebunan.

Perlu diketahui bahwa berbagai macam media tanam yang digunakan diatas tidak mengandung unsur pupuk sama sekali. Bedakan dengan pupuk kandang atau kompos yang sudah mengandung pupuk, tetapi kurang memiliki persyaratan-persyaratan sebagai media tanam yang baik untuk euphorbia maupun adenium.

sumber: http://www.godongijo.com/

05 Mei 2008

Tanaman Hias “Indoor” dalam Tinjauan Kesehatan

Interaksi antara manusia dengan tanaman dari dahulu kala sampai sekarang tidak dapat terpisahkan. Interaksi ini dapat berupa kebutuhan dalam bentuk pangan, kesehatan dan keindahan. Interaksi dalam bentuk keindahan dan kesehatan diwujudkan dalam bentuk memelihara tanaman yang disini ditekankan pada pemeliharan tanaman hias 'indoor' yang tidak sekedar berfungsi memberikan keindahan tempat atau ruangan tetapi juga memberikan kesehatan lingkungan, dalam arti membuat udara lebih segar dan sehat.

Hasil kajian yang dilakukan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration) dari Amerika Serikat, menunjukkan ada 3 (tiga) bahan kimia yang mudah menguap yang umum terdapat di lingkungan rumah tinggal, dalam gedung ataupun perkantoran yang berpotensi sebagai gas polutan. Ketiga bahan itu adalah Benzene, Trichloroethylene dan Formaldehyde.

Berikut sumber dari ketiga polutan tersebut:

Formaldehyde
1. Plywood (kayu lapis, triplek)
2. Partikel board
3. Karpet
4. Furnitur
5. Produk kertas (Tissue, kertas tulis)
6. Bahan pembersih

Benzene
1. Asap rokok
2. Produk petrokimia
3. Serat sintetis
4. Plastik
5. Tinta dan pewarna kain
6. Produk dari bahan karet
7. Detergen

Trichloroethylene
1. Tinta dan pewarna kain
2. Lem
3. Cat
4. Pernis

Bahan kimia lain yang juga berpotensi sebagai gas polutan adalah Xylene, ditemukan di dalam bahan lem, komputer, printer, cat, penutup dinding dan lantai, Acetone terkandung di dalam bahan kosmetik, Alcohol terdapat pada produk parfum serta Ammonia pada bahan kosmetik.

Dampak dalam jangka waktu tertentu bagi manusia yang tinggal atau bekerja di lingkungan tersebut adalah timbulnya masalah kesehatan seperti timbulnya reaksi alergi seperti mata terasa gatal dan terbakar, mudah mengantuk dan lelah, kulit memerah, masalah di saluran pernafasan dan sinus, kemudian sakit kepala, yang selanjutnya dikenal dengan istilah "Sick Building Syndrome"

Sick Building Syndrome

Suatu keadaan akut dari polusi udara dalam ruangan (indoor) yang terjadi dalam lingkungan rumah atau perkantoran dalam kondisi tertutup atau minim ventilasi.

Tanaman hias merupakan tanaman hias yang penempatannya berada di dalam ruangan dengan pencahayaan matahari terbatas, tersaring ataupun dengan cahaya buatan (lampu TLD). Tanaman hias 'indoor' dapat berupa rangkaian landscape (taman di dalam ruangan) atau tanaman pot (pot plant) yang dapat diletakkan di sekitar ruangan ataupun di atas meja. Tanaman hias dalam beberapa kajian yang telah dilakukan, selain mempunyai fungsi keindahan (estetika) dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia disekelilingnya. Manfaat kesehatan yang dimaksud adalah mempunyai kemampuan menyerap gas-gas polutan di dalam rumah ataupun gedung perkantoran, memproduksi oksigen, menguapkan air dari permukaan tanaman, sehingga membuat udara lebih segar dan sehat.

Tidak semua jenis tanaman hias mempunyai kemampuan dalam menyerap gas polutan, bahkan diantara tanaman hias tersebut mempunyai kemampuan menyerap gas polutan dengan kadar yang berbeda. Demikian pula beberapa tanaman mempunyai kemampuan memberikan kesegaran udara pada ruangan.

Beberapa tanaman hias yang sudah dilakukan penelitian oleh NASA sebagai tanaman yang mampu menyerap gas-gas polutan di dalam ruangan adalah sebagai berikut:

Formaldehyde
Aloe barbadensis (Lidah Buaya)
Chlorophytum comosum (Lili Paris)
Philodendron sp.
Dracaena fragrans (Hanjuang)
Scindapsus aureus (Pothos)
Syngonium podophyllum
Fern/Adiantum (Leatherleaf Fern)
Nephrolepis exaltata (Pakis Boston)
Ficus elastica (Karet Hias)
Ficus benjamina (Beringin)
Aglaonema modestum (Sri Rejeki)
Sanseviera laurentii (Lidah Mertua)
Rhapis excelsa (Palem Waregu)
Chrysalidocarpus lutescens (Palem Areca)
Chamaedorea sefritzii (Palem Bambu)
Phoenix roebelenii (Kurma Kerdil)
Spathiphyllum sp.
Dendrobium sp.

Benzene
Dracaena marginata (Hanjuang)
Dracaena deremensis (Hanjuang)
Dracaena warneckei (Hanjuang)
Spathiphyllum sp.
Aglaonema modestum (Sri Rejeki)
Sanseviera laurentii (Lidah mertua)

Trichloroethylene
Dracaena marginata (Hanjuang)
Spathiphyllum sp.
Dracaena warneckei (Hanjuang)
Sanseviera laurentii (Lidah mertua)

Xylene
Phalaenopsis sp (Anggrek Bulan)

Alcohol
Dendrobium sp.
Spathiphyllum sp.

Ammonia
Palem waregu (Rhapis excelsa)

Acetone
Spathiphyllum sp.
Dendrobium sp.

Selanjutnya adalah tanaman yang mampu memberikan kesegaran di dalam ruangan seperti:
Chrysalidocarpus lutescens (Palem Areca)
Pisang kerdil/dwarf (Musa acuminata)
Palem waregu (Rhapis excelsa)
Spathiphyllum sp.
Dendrobium sp.
Sanseviera sp.

Tips:
Letakkan minimal 1 pot tanaman hias untuk luasan ruang 9 m2, agar rumah, gedung atau perkantoran lebih segar, sehat dan menyenangkan.

(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)

22 April 2008

Manajemen Pengendalian Cendawan dan Bakteri Patogen pada Tanaman

Penyakit tanaman dapat berkembang dan menyebar bila kondisi seperti suhu dan kelembaban memenuhi syarat untuk berkembang, selain itu kondisi tanaman dan teknis budidaya juga berperan.

Penyebab penyakit yang sering menyerang tanaman yaitu bakteri dan cendawan. Bakteri dan cendawan cenderung berkembang pada lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi (>80%), dimana bakteri berkembang pada suhu tinggi (>28oC), sedangkan cendawan pada suhu rendah (<22>

Tanaman yang mengalami stres rentan terhadap serangan penyakit, stres yang dimaksud dapat dikarenakan (1) penggantian media baru dan (2) penggenangan air di daerah perakaran dalam jangka waktu lama. Faktor lainnya adalah salah pemberian pupuk (konsentrasi pupuk yang kurang/lebih dan macam pupuk yang salah).

Pengaturan jarak tanam ataupun jarak antar pot tanaman di dalam membudidayakan tanaman juga mempengaruhi perkembangan dan penyebaran penyakit. Semakin rapat jarak antar tanaman memberikan resiko tinggi dalam penyebaran penyakit tersebut. Demikian pula dengan media tanam yang salah menentukan komposisi dan perbandingannya. Bila media tanam terlalu lembab dan kuat memegang air maka akan membuat akar tanaman membusuk yang dapat menjadi awal masuknya penyakit.

Solusi selain mencegah dengan menggunakan fungisida dan bakterisida adalah dengan cara kontrol lingkungan dengan membuat lingkungan sekitar tanaman mudah teraliri udara, mengatur penyiraman air, pemberian pupuk yang tepat (konsentrasi,macam pupuk), mengatur jarak antar tanaman dan membuat media tanam tepat komposisi dan perbandingan.
(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)

14 April 2008

Tips Perkecambahan Benih

Teknik perkecambahan benih tanaman yang baik mempunyai dampak dalam menentukan keberhasilan benih untuk berkecambah. Kemampuan benih untuk berkecambah ditentukan oleh beberapa faktor kualitas benih, lingkungan media tanam, zat perangsang pertumbuhan (ZPT) dan serangan penyakit benih.

Kualitas benih terkait dengan proses pematangan benih dalam buah yang secara tidak langsung terkait dengan cara pemupukan dan penanganan pasca panen.

Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam perkecambahan benih, karena untuk mampu berkecambah benih memerlukan kondisi media tanam yang lembab. Kondisi lembab akan merangsang munculnya akar utama yang akan diikuti oleh pergerakan lain sampai menjadi bibit.

Untuk lebih meningkatkan keberhasilan benih berkecambah dan waktu berkecambah lebih cepat, penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan. Secara umum beberapa kasus perkecambahan meningkat sampai 100% dan benih dapat berkecambah lebih cepat 4 - 5 hari dari normalnya. Beberapa zat pengatur tumbuh yang dapat dipergunakan adalah Atonik (Polyphenol), Superthrive (Vitamin B-1+NAA), Liquinox Start B-1 (Vitamin B-1+NAA), Grow Quick Plus (Vitamin B-1+NAA), Sunerelin (GA-3).

Faktor lain yang sama pentingnya adalah mencegah serangan penyakit rebah bibit (Damping Off) yang utamanya disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. dan Phytium sp. Beberapa kasus dapat menyebabkan benih gagal berkecambah sampai 80 - 100%. Penyakit ini akan muncul dalam kondisi media tanam yang telah mengandung penyakit (media lama) dan kelembaban tinggi. Untuk mencegah penyakit rebah bibit ini dapat menggunakan fungisida protektan untuk benih seperti Previcur N (Propamocarb HCl), Topsin (Thiophanate), Vilan (Hexaconazole), Score (Difeconazole), Benstar (Benomyl), Daconil (Chlorotalonil)

Penggunaan secara bersamaan dengan zat pengatur tumbuh dengan cara dicampur (mix) contoh: Atonik 0,5 - 1 ml/L dicampur dengan fungisida Previcur 0,5 - 1 ml/L, kemudian benih direndam selama 15-20 menit, selanjutnya ditanam. Dapat pula dengan cara terpisah yaitu perendaman benih dengan zat pengatur tumbuh terlebih dahulu selama 15 - 20 menit, kemudian setelah benih berkecambah dapat disemprot dengan fungisida 1-2 kali seminggu.

(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)

Sumber : http//www.godongijo.com

08 April 2008

Daun Salam Untuk Obat Asam Urat

Daun salam biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap bumbu dapur. Pohon salam (Syzygium polyanthum) yang biasa tumbuh liar di hutan dan di pegunungan bisa mencapai ketinggian 25 meter dan lebar pohon 1,3 meter.Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Selain daun yang dipakai sebagai bumbu, kulit pohonnya biasa dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan tumbuhan ini bisa dilakukan dengan biji, cangkok, atau stek.

Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat: Rempah, Rimpang, dan Umbi, pohon salam memiliki berbagai khasiat obat yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pohon salam bisa dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis, dan lain-lain. Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan buah.

Mengatasi asam urat yang tinggi, 10 lembar daun salam direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat. Mengatasi stroke, 10 lembar daun salam dan 50 gram jantung pisang dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan.

Bagi penderita kolesterol tinggi, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun ceremai direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian arinya diminum secara teratur. Untuk melancarkan peredaran darah, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun dewa segar direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 350 cc. Lalu ramuan disaring dan diminum sebanyak dua kali sehari.

Mengatasi radang lambung, 30 gram daun salam, 30 gram sambiloto kering, dan gula batu secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian airnya diminum untuk dua kali sehari. Lakukan secara teratur.
Untuk obat diare, 7 lembar daun salam direbus dengan 200 cc air selama 15 menit, tambahkan garam secukupnya. Setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Ramuan lainnya, 7 lembar daun salam, 10 lembar daun jambu biji, 10 gram jahe, dan 1 buah kulit delima putih, dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Tambahkan 200 cc air matang, disaring, lalu diminum.

Mengatasi gatal-gatal, daun atau kulit batang atau akar dicuci bersih lalu digiling hingga halus. Tambahkan minyak kelapa secukupnya, kemudian balurkan pada bagian yang sakit.

Sebagai obat kencing manis, 7 lembar daun salam dan 30 gram sambiloto direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 200 cc. Setelah dingin disaring lalu diminum untuk dua kali sehari.

sumber : http://www.purwakarta.org/index.php/2006/02/01/daun-salam-untuk-obat-asam-urat/

07 April 2008

Tumbuhan Menyambut Hangat

Makhluk hidup berdarah dingin perlu menghangatkan tubuh mereka untuk mendapatkan tenaga yang dibutuhkan untuk kegiatan apa pun. Keperluan ini dipenuhi dengan berjemur di bawah sinar matahari. Namun, menurut sebuah penelitian baru, diketahui bahwa serangga memiliki pusat pemanas yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup berdarah dingin lainnya. Sebagian serangga menghangatkan tubuh mereka di tempat yang hingga kini tidak diketahui: pada tumbuhan.

Roger Seymour, pakar biologi dari Universitas Adelaide, Australia, menyatakan bahwa sekitar 900 spesies tumbuhan diketahui menghasilkan panas di dalam bunganya. Panas ini, yang cara kerja pembangkitnya belum diketahui, menyebabkan tersebarnya aroma yang menarik perhatian serangga-serangga penyerbuk bunga. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Seymour dan rekan-rekannya di majalah Nature mengungkapkan bahwa panas ini juga dapat berperan sebagai perangsang bagi serangga-serangga penyerbuk. (1)

Para peneliti mengkaji tumbuhan Philodendron solimoesense, yang tumbuh di koloni Prancis Guiana dan diserbuki oleh serangga-serangga dari spesies Cyclocephala colasi. Para ilmuwan tersebut menempatkan alat kecil di dalam bunga-bunga tumbuhan tersebut, dan menemukan bahwa panas dihasilkan pada malam hari, 4°C lebih hangat daripada suhu di lingkungan luar. Panas ini menarik perhatian sejumlah kelompok serangga ke arah tumbuhan.

Kelompok peneliti itu lalu berpindah ke penelitian tentang pemenuhan kebutuhan energi serangga-serangga tersebut, dengan menggunakan respirometer - sebuah alat yang mencatat energi yang digunakan oleh serangga. Dengan menempatkan serangga-serangga tersebut ke dalam alat ini, para peneliti menemukan bahwa seranga-serangga itu membutuhkan lebih banyak energi untuk menjaga agar tubuh mereka tetap hangat ketika berada di luar tumbuhan. Seekor serangga yang menghangatkan tubuhnya di malam hari di luar tumbuhan menghabiskan energi dua hingga lima kali lebih besar daripada seekor serangga di dalam bunga.

Seymour menyatakan bahwa serangga-serangga kecil seperti C. colasi membayar "harga sangat mahal" agar tetap hangat, sebab mereka kehilangan panas dengan sangat cepat. Berkat tumbuh-tumbuhan penghasil panas ini, serangga-serangga tersebut dapat mengalihkan lebih banyak energi untuk keperluan makan dan berkembang biak. Tumbuhan ini menyediakan lingkungan yang sedemikian nyaman dan berguna bagi serangga-serangga itu sehingga mereka menghabiskan 90% waktu mereka dalam kehangatan bunga-bunga.

Perilaku saling memberi di antara tumbuhan dan serangga memperlihatkan satu contoh mengagumkan tentang kerjasama. Ringkasnya, sebuah tumbuhan yang tak mampu berpindah dari tempatnya membutuhkan sebuah kendaraan untuk mengangkut serbuk sarinya ke tumbuhan lain. Kebutuhan ini dipenuhi oleh serangga yang bertindak persis layaknya mobil angkutan pengiriman barang. Sebaliknya, serangga menemui kesulitan untuk menghangatkan tubuhnya di malam hari. Di saat suhu turun, serangga harus menghabiskan sebagian besar energinya untuk mengatasi perbedaan suhu ini.

Pada titik ini berlangsunglah sebuah proses yang memenuhi kebutuhan kedua makhluk hidup tersebut: Sang tumbuhan menaikkan suhu tubuhnya sebesar kira-kira 4°C lebih hangat daripada suhu lingkungan sekitar di malam hari. Ini dimungkinkan oleh pengaturan khusus pada fisiologi tumbuhan tersebut.

Akan tetapi, bagaimana perilaku menghangatkan tubuh ini muncul untuk kali pertama? Dengan kata lain, apakah yang memicu proses fisiologis dari peristiwa ini? Mampukah sang tumbuhan berpikir untuk menarik perhatian serangga dalam rangka memenuhi kebutuhannya, dan meneliti fisiologi serangga dalam hal kebutuhannya akan panas dan memahami bahwa menyediakan panas bagi serangga di malam adalah cara yang cerdas? Sudah pasti, tidak. Tumbuhan ini bahkan tidak memiliki otak untuk berpikir hal apa pun. Oleh karena semua ini tidak mungkin dapat dirancang oleh tumbuhan sendiri, maka sudah pasti terdapat kecerdasan mahahebat yang melakukan perancangan itu. Kecerdasan mahatinggi itu sudah pasti milik Allah Yang Mahakuasa. Allah menjadikan tumbuhan dan serangga ada, dan melengkapi keduanya dengan kemampuan untuk saling memenuhi kebutuhan di antara mereka. Dia menciptakan hubungan kerjasama semacam itu yang jumlahnya tak terhitung dan menjamin kehidupan di alam agar senantiasa berjalan dalam keselarasan. Dialah yang memenuhi segala kebutuhan makhluk hidup. Sebaliknya, Tuhan kita Yang Mahakuasa tidak membutuhkan apa pun sama sekali.

Sebagaimana dinyatakan di dalam Al Qur'an:

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS. Al Ikhlaash, 112 :1-4)

02 April 2008

Plumeria: Tips Perawatan

Perawatan tanaman Plumeria secara umum tidak sulit, tips perawatan tanaman hias ini sebagai berikut:

A. Penyiraman

Musim kemarau 1 – 2 hari sekali
Musim hujan 3 – 4 hari sekali
Sebaiknya penyiraman dilakukan pada waktu pagi hari (06.00 – 09.00)


B. Pemupukan

Pupuk Aplikasi Siram Utama (PASU): Grow More/Hyponex 20-20-20, Rapid Gro 30-10-10, dengan konsentrasi dan waktu pemberian: 0,75 – 1 g/L diberikan 1x seminggu atau diberikan 2x seminggu bergantian dengan pemberian Growmore 6-30-30/Hyponex 10-40-15, Rapid Gro 15-30-15, dengan konsentrasi 0,75 – 1 g/L.
Pupuk Slow Release (Lambat Urai): Dekastar/Osmocote ½ - 1 sendok teh per pot diameter 15 cm dengan pemberian ulang per 3 bulan sekali.
Apabila media tanam masih basah, pemberian pupuk dapat dilakukan melalui penyemprotan ke daun (utama bagian daun bawah) dengan konsentrasi setengah dari yang disarankan.


C. Pencahayaan
Langsung (direct light).


D. Suhu dan Kelembaban
Suhu yang diperlukan 25 – 30oC, dengan kelembaban 60 – 70%


E. Pergantian media dan pot
Untuk media tanaman pot (pot plant) media dapat diganti setiap 6 bulan sekali, sedangkan pot tergantung dengan ukuran tanaman.


F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama: Spider Mites, Kutu Perisai, Aphid, Mealybugs (Demiter/Kelthane/Curacron 0,5 – 1 ml/L) merupakan hama yang selalu munculpada musim kemarau.
Penyakit: Karat Daun (Rust), merupakan penyakit yang timbul dalam kondisi kelembaban tinggi dan dalam curah hujan yang tinggi (Score/Daconil/Vilan 0,5 – 1 ml/L; Dithane M45/Bayleton 0,5 – 1 g/L).
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan 1 kali seminggu atau per 2 minggu, bila terdapat gejala di daun, maka segera dilakukan langkah pemotongan pada bagian daun tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit melalui percikan air.

Sumber http://www.godongijo.com/


01 April 2008

Manajemen Penyiraman Air pada Tanaman Pot (Pot Plant)

Air memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Sejak benih berkecambah, tumbuh dan berkembang dewasa, tanaman memerlukan air baik dalam bentuk penyiraman air biasa ataupun disertai pupuk dan pestisida.

Kebutuhan air pada spesies tanaman berbeda tergantung dari habitatnya. Mengacu dari habitat aslinya maka dapat ditentukan seberapa banyak penyiraman tanaman dilakukan. Sebagai contoh tanaman dari tempat kering (Arid) seperti tanaman Adenium, penyiraman pada tanaman pot pada musim kemarau setiap 2 – 3 hari dan musim hujan setiap 3 – 4 hari. Namun keputusan berapa banyaknya penyiraman juga harus mempertimbangkan macam media tanam dan ukuran pot. Semakin porus media tentunya jarak penyiraman berikutnya dapat diperpendek dan ukuran pot, demikian pula volume pot yang besar jarak penyiraman dapat diperpanjang. Bahkan pada kasus tanaman yang berukuran bonsai dengan pot yang bervolume besar, penyiraman dapat dilakukan setiap 5 hari sekali.

Penyiraman air yang berlebih pada tanaman tentunya memberikan dampak yang buruk bagi tanaman. Sebagai contoh kasus seperti pada tanaman Aglaonema, pemberian yang terlalu banyak dan sering pada musim hujan/kondisi yang lembab (>80%) maka akan muncul kasus penyakit bacterial soft rot (busuk basah) pada daun yang disebabkan bakteri Erwinia sp, juga pada kasus yang sama pada Anthurium, akan muncul kasus bacterial leaf spot (bercak daun) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp.
Demikian halnya pada penyiraman air yang kurang, tentunya akan membuat bagian pinggir daun mengalami kerusakan (nekrosis) dan menjadi layu.
(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)

31 Maret 2008

Banyak Jenis Herba Atasi Perut Mulas

BATU EMPEDU berulah, perut bisa mulas. Maag kumat, perut bisa mulas dan sebah. Masuk angin dan diare, perut juga dapat muneg-muneg. Banyak pasal yang dapat membuat perut terasa mulas dan muneg-muneg.

Dalam bahasa medis mulas perut disebut kolik. Tanda serangan penyakit ini adalah munculnya rasa nyeri di bagian usus dan sekitarnya. Oh ya, saat wanita datang haid kadang juga disertai perut mulas. Menyusui terlalu banyak dapat pula memicu perut mulas.

Gangguan kesehatan ini bisa datang tiba-tiba dan membuat nafsu makan menurun. Ditandai dengan usus yang seolah-olah bergerak dan selalu bersuara.

Seringkali buang air besar dan kadang disertai kentut yang berbau busuk. Serangan ini dapat berkurang setelah penderita dapat muntah.

Terapi herbal apa saja yang dapat digunakan? Banyak bahan alami dapat dipakai untuk menyembuhkan kolik. Antara lain kencur, jahe, kedaung, mengkudu, sembung, pati aren, batang gayam dan akar camcao batang.

Bila menggunakan kedaung, sangrai 8 biji kedaung hingga hangus, lalu digiling halus, seduh dengan setengah gelas air matang panas, tambah 1 sdm madu, aduk sampai rata dan hasilnya diminum sekaligus.

Atau gunakan 5 jari akar camcao batang, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal separuhnya. Setelah dingin disaring, minum hasilnya 2-3 kali sehari.

Ramuan berikut juga dapat menyembuhkan perut mulas. Bahannya terdiri 1/2 ggm beluntas, 1/4 ggm legundi, 1/5 ggm galing kerbau, 1.4 ggm lombok rawit dan 3 jr gula aren. Seluruh bahan direbus dengan 3 gelas air bersih hingga tinggal dua gelas,. Setelah dingin disaring, hasilnya diminum 3 kali sehari. (Jbo)

26 Maret 2008

Tips Mengkilapkan Daun Aglaonema

Membuat daun aglaonema lebih licin dan mengkilap biasanya sering dilakukan hobiis atau kolekteor apabila aglaonemanya akan diikutsertakan dalam kontes tanaman hias. Beberapa bahan yang bisa digunakan untuk mengkilapkan daun aglaonema adalah air, leaf-shine, susu dan ampas kelapa. Berikut ini merupakan tips mengkilapkan daun aglaonema berdasarkan bahan-bahan tadi:

  • Mengelap dengan air dan spon atau kain bersih
Cara ini merupakan yang paling murah dan sederhana. Air yang digunakan sebaiknya air sumur. Sedangkan spon yang digunakan sebaiknya spon khusus yang seratnya sangat halus, bukan spon untuk mencuci piring. Spon khusus ini bisa mengangkat kotoran dan debu yang sangat kecil tanpa melukai daun.
  • Menyemprot dengan Leaf-shine
Penggunaan leaf-shine ini sangat praktis. Cukup menyemprotkannya ke seluruh permukaan daun yang sebelumnya sudah dibersihkan dengan air dan di lap dengan kain. Karena mengandung bahan kimia, cairan ini sebaiknya jangan digunakan terlalu sering. Penggunaan yang terlalu sering bisa menyebabkan tepi daun menggulung.
  • Mengoleskan susu
Susu ternyata bisa berfungsi sebagai pupuk daun aglaonema. Susu yang digunakan adalah susu bubuk yang telah dilarutkan dalam air. Cara ini bisa mendatangkan hasil yang cukup fantastik. Namun, penggunaan susu ada kelemahannya, yaitu bisa mengundang bakteri perusak tanaman.
  • Menaburkan Ampas Kelapa
Ampas kelapa merupakan limbah dapur yang ekonomis. Setelah diambil santannya, ampas kelapa tersebut bisa dioleskan ke permukaan daun menggunakan kain bersih. Cara ini tidak praktis, tetapi sah saja dilakukan selama tidak merusak keindahan daun aglaonema.

Tips mengkilapkan daun aglaonema ini dipersembahkan oleh Redaksi AgroMedia dalam buku Pesona Aglaonema Indonesia. Dalam buku ini, Redaksi Agromedia juga menampilkan tips perawatan Aglaonema ala tujuh kolektor. Di antaranya: Greg Hambali, Dr. Purbo Djojokusumo, Taty Suroyo, Harry Setiawan, Songgo Tjahaja, Firman Anugerah dan Toni Soetrisno.

25 Maret 2008

Fighting Plant Enemies!

The devices and implements used for fighting plant enemies are of two sorts:

  1. those used to afford mechanical protection to the plants;
  2. those used to apply insecticides and fungicides.

Of the first the most useful is the covered frame. It consists usually of a wooden box, some eighteen inches to two feet square and about eight high, covered with glass, protecting cloth, mosquito netting or mosquito wire. The first two coverings have, of course, the additional advantage of retaining heat and protecting from cold, making it possible by their use to plant earlier than is otherwise safe. They are used extensively in getting an extra early and safe start with cucumbers, melons and the other vine vegetables.

Simpler devices for protecting newly-set plants, such as tomatoes or cabbage, from the cut-worm, are stiff, tin, cardboard or tar paper collars, which are made several inches high and large enough to be put around the stem and penetrate an inch or so into the soil.

For applying poison powders, the home gardener should supply himself with a powder gun. If one must be restricted to a single implement, however, it will be best to get one of the hand-power, compressed-air sprayers. These are used for applying wet sprays, and should be supplied with one of the several forms of mist-making nozzles, the non-cloggable automatic type being the best. For more extensive work a barrel pump, mounted on wheels, will be desirable, but one of the above will do a great deal of work in little time. Extension rods for use in spraying trees and vines may be obtained for either. For operations on a very small scale a good hand-syringe may be used, but as a general thing it will be best to invest a few dollars more and get a small tank sprayer, as this throws a continuous stream or spray and holds a much larger amount of the spraying solution. Whatever type is procured, get a brass machine it will out-wear three or four of those made of cheaper metal, which succumbs very quickly to the, corroding action of the strong poisons and chemicals used in them.

Of implements for harvesting, beside the spade, prong-hoe and spading- fork, very few are used in the small garden, as most of them need not only long rows to be economically used, but horse- power also. The onion harvester attachment for the double wheel hoe, may be used with advantage in loosening onions, beets, turnips, etc., from the soil or for cutting spinach. Running the hand- plow close on either side of carrots, parsnips and other deep-growing vegetables will aid materially in getting them out. For fruit picking, with tall trees, the wire-fingered fruit-picker, secured to the end of a long handle, will be of great assistance, but with the modern method of using low-headed trees it will not be needed.

Another class of garden implements are those used in pruning but where this is attended to properly from the start, a good sharp jack-knife and a pair of pruning shears will easily handle all the work of the kind necessary.

Still another sort of garden device is that used for supporting the plants; such as stakes, trellises, wires, etc. Altogether too little attention usually is given these, as with proper care in storing over winter they will not only last for years, but add greatly to the convenience of cultivation and to the neat appearance of the garden.

As a final word to the intending purchaser of garden tools, I would say: first thoroughly investigate the different sorts available, and when buying, do not forget that a good tool or a well-made machine will be giving you satisfactory use long, long after the price is forgotten, while a poor one is a constant source of discomfort. Get good tools, and take good care of them. And let me repeat that a few dollars a year, judiciously spent, for tools afterward well cared for, will soon give you a very complete set, and add to your garden profit and pleasure.


About The Author

Frank Okorodudu is a regular contributor to so many gardening discussion forums. And the author of the currently most popular gardening ebook:Seasonal Gardening A-Z
http://www.seasonalgardeningsecrets.com

17 Maret 2008

4 Steps To A Promising Flower Garden

Flower gardens occur in different styles and assortments, their charm can be dependent to any flower gardener. As someone who takes care of a garden, knowing how to enhance your flower garden can make a big difference in the dealing with beauty and taste and over-all condition of your garden.

Here are 4 easy ways to make your flower garden blossom more:

1. The necessities must always be given major deliberation.

Exactly like with any gardening undertaking, a flower garden must have its sufficient supply of water, light, and rich soil. To be lacking one of these gardening necessities is almost developing the death bed of your flower garden. Irrigate the flower garden more often during dry spells. In addition, make sure that you set the flower bulbs deep enough to allow sufficient room for the rooting.

2. Mix perennials with annuals.

Perennial flower bulbs don't have to be replanted because they grow and bloom for several years while annuals spring up and bloom for only one season. Mixing a few perennials with annuals guarantees that the display goes on with your flower garden.

3. Deadhead to promote more blossoms.

Deadheading is simply clipping off the flower head after it droops. This will cause the plant to grow more and develop more flowers. Just make sure that you don't throw away the deadhead on the garden or mold and other plant disease will assault your plants.

4. Know the beneficial from the bad bugs.

Do you know that nearly all garden bugs do more good than harm? Butterflies, beetles and bees are famous as pollinators. They feed plants through unplanned transport of pollen from one plant to another. And 75% of flowering plants count on them for survival. Why do you believe flowers are that brilliant and beautiful? I’ll bet you thought it was to make mankind more affection of them? It's really to entice more bugs.

Sowbugs and dung beetles both with fungi, bacteria and other microorganisms make the soil more favorable to plants. This is on account they exist on dead materials, breaking down into simpler molecules that feed the soil. These insects are known as decomposers.

Now you don't just chase away insects whenever you see them.

With this info in mind and applied, your flower garden will surely reward you with a breath taking view when it's comes for them to bloom once more.


About The Author

James Ellison's articles are from extensive research on each of his topics. You can learn more of flower garden perennials by visiting: http://www.gotta-grow.com/page36.html

12 Maret 2008

4 Gardening Lessons Revealed: Planting Methods, Tools, Crop Rotation & Clothing

  • Planting Methods:
    There are several methods for planting.
Picking any of these methods depends on the vegetable, the size of your garden, and your fondness. Three methods of planting, namely, single rows, wide rows, and hills are clarified as follows:
  1. Single Rows: In this method, seeds are sown in rows or lines that are spaced equal distances apart. The distances between the rows and between the seeds within the rows differ from vegetable to vegetable. If you want the rows to be straight, which gives a pleasant appearance to your garden, stretch a string between two stakes and sow the seeds along it. If you think this is too much work, use a stick to mark a line on the ground and try to make the line as straight as possible. With some training, you will get it straight.
  2. Wide Rows: In wide row planting, seeds are sprinkled at equal spacing in both directions over a wide area. The width of the row varies from 6 to 16 inches. The row's width is limited by your arm's reach to the area in the middle of the row while standing at the edges. We find that wide rows are convenient and productive for peas and beans. In addition to giving high yield per unit area, they cut down on weeds. Wide rows are also good for starting leaf vegetables like lettuce and spinach. When the seedlings emerge, they can be thinned and transplanted elsewhere. Double rows are a special form of wide rows.
  3. Hills: In hill planting, 3 to 5 seeds are sown close to each other. They need not be sown on a formed hill, as the name implies.

This method is used for example when planting zucchini and cucumbers.
  • Gardening Tools:
There are many gardening tools available on the market today. The basic tools you'll need are a shovel, trowel, steel rake, tomato cages, and a water hose or can. The shovel is used to till the soil, mix potting soil, move soil around, and cut the weeds if they grow big. Some gardeners use a fork instead of a shovel to till the soil, but we don't.

The choice is yours. The trowel is used for cultivating the weeds, transplanting the seedlings, mixing soil or fertilizers, and filling containers with soil. The steel rake is used to grade the soil and to compact the soil over the seeds. Tomato cages are indispensable for supporting tomato plants. You can also use them to support running plants such as cucumbers and peas. Without them the plants will collapse on the ground and their fruit will get into contact with the soil and eventually decay. A hose or a can is used to water the plants in the garden and within containers.

  • Crop Rotation:
Crop rotation is the practice of planting each vegetable in a different location each year. The advantages of crop rotation are:
  1. The chances of transmitting diseases and insects to next year's crop are very much reduced. Certain diseases and insects attack certain vegetables. These diseases and insects move from the plants to the soil, where they winter. If the same vegetable is planted in the same spot the following year, the diseases and insects will surface from the soil and attack the new plants once again.
  2. Each vegetable absorbs trace amounts of specific minerals from the soil. If the same vegetable is planted in the same spot year after year, the minerals the vegetable needs to grow healthy plants will be depleted, resulting in a meagre harvest.
  3. The roots of legumes (peas and beans) have bacteria that soak up nitrogen from the air and fix it on the roots of the plants and in the soil. To take advantage of the nitrogen they fix in the soil, the legumes should be followed by a leafy vegetable, such as lettuce and or spinach, which both need nitrogen-rich soil. This is one of the techniques organic growers use to grow vegetables without the use of chemical fertilizers. It may be impractical to rotate every crop each year if your garden is small.
This difficulty can be overcome by taking the following measures:
  1. choose disease-resistant vegetable varieties,
  2. keep your garden clean of rubbish, and
  3. watch for insects and diseases. If a plant becomes teeming with insects, pick them by hand; if a plant is infected by a disease, pull it from the ground and dispose of it.
  • Proper Gardening Clothing:
In the course of gardening, your footwear and clothes are likely to be soiled. You walk on dirt and or mud, your clothes make contact with plant leaves and stems, and your hands are soiled. You are also exposed to the sun. Your shoes accumulate mud and will soil the floor if you walk directly into the house. Therefore, you should have a pair of aged shoes set aside for gardening. Put them on before going into the garden and take them off before entering the house. Leave them in the garage or put them in a bag until you use them again.

Also, have special clothes for the garden. If you don't, your ordinary clothes will be soiled no matter how careful you are. To protect your hands and fingernails from collecting dirt, use a good pair of garden gloves. Some are washable and can be reused again and again...

Please feel free to forward a copy of the "Gardening Online Newsletter" to any of your friends and associates.

Happy Gardening,


About The Author
John Parker makes it easy to create beautiful gardens, quickly & easily. Learn the essential keys to lush, vibrant gardens. To receive your free gardening newsletter visit: http://www.how-to-grow-tomatoes.com


11 Maret 2008

Plants And Flowers Can Bring Earth Day Right Into Your Home

April 22nd is Earth Day, a day to celebrate this planet we call home and all the natural beauty it has to offer. Many people celebrate the day by planting a tree or bush or simply by spending the day outside, enjoying the splendor of nature. But, what if you live in a city where nature isn't as abundant as you'd like or if you're just unable to get outdoors to plant a tree or bush? Well, your florist could help you bring a little nature right into your house or apartment, no matter where you live. Better yet, your florist can even help you create or purchase a plant or arrangement that fits your lifestyle, personality, and living space.

Using flowers and plants, you can create looks ranging from the soft and natural to the dramatic and feisty. Here are just a few looks you can achieve:

  • Natural Look: Place loose, wispy arrangements in a vase or glass bowl. Flowers may be monochromatic or multicolored.
  • Calming: Flowers in shades of blue are proven to have a calming effect on our moods.
  • Dramatic Look: If you're not into the more traditional styles, you might be interested in creating a bold, dramatic look using deeply colored blooms in bright orange, fiery red, or brilliant yellow.
  • Outdoorsy: If you're a country girl or guy at heart, you might be interested in bringing that outdoors feel inside using arrangements containing seasonal grasses or twigs. The arrangements can be placed in clay pots or baskets to further enhance the feel. If you're looking for a long-lasting way to bring the green of the outdoors into your home, your florist can assist you in picking a potted plant that will flourish in the space you have available. Here are just a few plants you might choose from:
  • Philodendron: The philodendron is a large-leafed plant available in red or green and with several different leaf shapes. Philodendrons grow beautifully in bright, indirect light and away from drafts. They are, however, poisonous so you should place them in areas that are not accessible by children or pets.
  • Dieffenbachia: These plants are very popular as indoor plants because they grow better indoors than many other types of plants. In fact, they can grow up to four or five feet tall under the right conditions.
  • Cactus: The cactus is perfect for the individual with little time to spend caring for plants and limited space. They are extremely hardy and, because the soil should be allowed to thoroughly dry between waterings, they require very little attention.
  • Areca Palm: A beautiful plant with a tropical look, the areca palm is available in various sizes from 3 feet all the way up to 10 feet tall. They grow well in bright locations with ample watering.
Regardless of your location or living arrangements, celebrate this Earth Day with a call to your florist. Bring a little nature into your home!

About The Author

Wesley Berry is the President of Wesley Berry Flowers, a successful multi-million dollar business that was established in 1946. He is also the Headmaster of the Professional Florists' Institute, a floral design school located in Michigan. Visit Wesley Berry Flowers on the web at http://www.800wesleys.com.

05 Maret 2008

5 Most Popular Flowers for your Garden

When planting a garden there are many questions which you must ask yourself before you begin. Where are you going to plant it, do you have the garden equipment to do so and how big do you want your garden to be? When do flowers bloom and what are their heights? These are all very important questions, however they mean very little if you have not yet decided which types of flowers you want to plant. There are many to choose from and don’t le anybody tell you which ones you can and can’t plant. Gardens are unique and fascinating to look at because each one is unique it its own way.

There are endless possibilities of flowers to choose from but if you are unsure of which types of flowers are known to look best in gardens, keep reading and you will find out. The following is a list of the five most popular types of garden flowers chosen by gardeners from all over the United States:

  1. Cosmos - These flowers have the ability to grow anywhere from 12 inches to 4 feet tall. Cosmos are perfect for cutting gardens and are often picked out of gardens and used in flower arrangements.
  2. Marigold – Marigolds can be found in yellow, orange, red or a combination of all colors. This type of flower blooms in 45 to 50 days from sowing and very rarely requires additional water than what the rain provides.
  3. Morning Glory – Morning glories have heart shaped leaves and are available in a variety of colors including white, blue, red, pink and lavender. This type of flower has the capability to become more than ten feet high.
  4. Zinnia – Zinnias are traditional, old fashioned flowers which are constantly blooming all season. If there is not a lot of rain, this type of flower will require watering on a consistent basis but try to get water on the foliage (leaves) as this can cause mold which can potentially cause the plant to die.
  5. Sunflowers – There’s no better flower for your garden than the sunflower. Sunflowers have yellowish-orange petal with a black circle in the middle. These flowers can grow to be as tall as 6 feet or possibly even higher depending on the flower itself.
In order for your garden to flourish successfully, you will have to maintain it and keep it healthy on a daily basis. Watering cans, pruning shears, gloves and spades are all types of gardening equipment which will assist you in keeping your garden in good condition. These pieces of equipment are very important and are relatively inexpensive.

The types of flowers you choose will have a large impact on the overall outcome of your garden. The list above was provided as a guideline for novice gardeners who area unsure of which flowers may be most adaptable to a garden atmosphere.

Which flowers you choose will ultimately be your choice and regardless of the kinds or colors of your flowers, your garden will be a wonderful piece of work for everyone to admire.

04 Maret 2008

Aglaonema

Take a quick look at the picture, you will definitely recognize a plant you have seen plenty of times. Aglaonema is one of the most favorite indoor plants, as it grows easily with minimum care and is ideal to even the most inexperienced amateur gardener.

Its name is once more totally Greek and its parts are translated as "aglos: shiny nema: string. Regardless of the Greek origin of its name, aglaonemas come from the tropical forests of south-east Asia, from Thailand and Cambodia to Vietnam and Malaysia. The first time aglaonemas crossed their natural borders was around 1900 when the plant was brought to America and has been cultivated ever since. The first new varieties were developed in the 60s; those varieties led to the plants we know today as aglaonemas. However, new varieties are still being developed in the US mainly, the differences being in the color of its leaves.

Aglaonemas belong to the aroids family, together with spathifyllum, dieffenbachia and philodentron. As its "relatives", it has shiny oval-shaped leaves, with jigged edges, fleshy to the touch and with impressive alternations of various tones of green. Its flowers look like small white callas and they produce a few yellow or red fruits. However, the basic reason for cultivating aglaonemas is their wonderful foliage and not its colors. Depending on the variety, its height can easily reach one meter or over.

03 Maret 2008

Tip Merawat Bibit Anthurium Gelombang Cinta

Tren gelombang cinta mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 2007. Antara bulan Agustus sampai pertengahan Oktober 2007, gelombang cinta banyak dicari pemain tanaman hias, terutama bibitnya. Sebanyak apa pun stok gelombang cinta yang dimiliki oleh penjual anthurium selalu habis dibeli.

Tak ayal, harga gelombang cinta pun mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini berimbas tak hanya pada indukan gelombang cinta saja. Melainkan pula pada bibit gelombang cinta. Satu pot bibit gelombang cinta dengan jumlah dua daun harganya mencapai Rp 35.000-Rp 40.000.

Akhir-akhir ini, gelombang cinta ukuran bibit paling laris di pasaran. Mungkin karena harganya yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat yang ingin ikut memelihara anthurium.

Dalam perawatannya, gelombang cinta yang masih berukuran bibit tentu membutuhkan perhatian ekstra dibandingkan dengan ukuran remaja atau dewasa. Pasalnya, daya tahan bibit ini masih belum kuat. Kondisi lingkungan dan perawatan yang tidak tepat dapat membuat pertumbuhan bibit terhambat, bahkan mati.

Nah, jika Anda memiliki bibit gelombang cinta, berikut ini kami berikan sedikit tip dalam merawatnya.
Penyiraman sebaiknya dilakukan tiga hari sekali. Bibit anthurium sangat rentan terhadap busuk batang akibat serangan cendawan, terutama pada kelembapan tinggi. Busuk batang dapat menyebabkan bibit roboh dan mati.
Pemupukan sebaiknya tidak dilakukan terhadap bibit anthurium yang baru memiliki 2-3 daun karena kondisi bibit masih belum stabil. Namun bila diperlukan, pemupukan tetap dapat dilakukan asal menggunakan pupuk cair organik sesuai dosis anjuran. Amannya, pada saat membeli pupuk, minta rekomendasi dari penjual tentang jenis pupuk dan tata cara pemupukan yang benar dan aman.
Penyinaran sangat penting untuk menentukan roset tidaknya tanaman. Bibit yang kekurangan cahaya matahari batangnya akan memanjang sehingga susunan daunnya tidak terlihat kompak (roset). Cara mengatasinya, bibit anthurium 2-3 daun dapat dijemur diterik matahari setiap pukul 7.00-8.00 pagi. Selanjutnya, bibit diletakkan di bawah naungan paranet.

27 Februari 2008

Care Instructions for Adenium

When you receive your Adenium, it should be potted up into cactus mix immediately and watered in. We suggest a top dressing of a small gravel to help keep even moisture levels in the soil and to prevent soil erosion when watering. Adeniums love hot, humid weather and will grow and flower tremendously when the temperatures are over 90°. Here in the arid southwest, we can water practically every day, as long as the plants get excellent light. In most other places of the country, two to three times a week watering should work well, although they will survive, but not grow, on much less. For plants in 10 inch pots or larger, they can be put right out into full sun, but smaller ones should have light shade. Filtered light and good air movement all day long is ideal for plants of all sizes. Fertilizing should only be done early and midway during this growing season, with half strength regular house plant food. Only fertilize a healthy, actively growing plant. Poor growth is almost always a sign of poor growing conditions.

Clay, plastic or stoneware pots can be used, but there must be a drainage hole. A well drained cactus soil should be used. This can easily be obtained at your local nursery or Home Depot or K-Mart. Adeniums are stem succulents, so the thickened stem is usually a very beautiful aspect of the plant. When potting up, I usually remove an inch or two of soil, to expose more of the interesting, thickened stem base.

All Adeniums need protection from cold. When the night temperatures start to dip into the 40's, it is time to bring them indoors, or under a porch roof in warmer areas. At this time, watering should be cut back to about once every 4-6 weeks on 6-10" potted plants and no water at all on anything larger. On smaller than 6" pots, once every two to three weeks should suffice. At this time, most Adeniums will lose their leaves until warming temperatures in spring. When new leaves appear, ease into a full watering schedule for summer.
With this method, there is virtually no place where Adeniums can not be grown.

25 Februari 2008

Aglaonema Impor Tiap Lembar Daun bisa Berharga Ratusan Ribu

Tak kalah menarik dengan tanaman anggrek yang kini sedang tren, aglaonema, tumbuhan berbintik variasi warna mampu mendobrak pasar tanaman hias. Tanaman lokal yang banyak dikembangkan di Thailand ini dijual dengan harga sampai puluhan juta rupiah. Makin langka jenisnya, harganya makin tinggi.


“Sri Rejeki” sapaan akrab aglaonema terdiri dari berbagai jenis, diantaranya, big mama, legancy, sweet heart, red aurora, red rury, red mascot, lady velentine, pride of Sumatera, donna carmen, dan masih banyak lagi jenis yang lainnya. Semua jenis sri rejeki ini memiliki harga jual tinggi. Namun bagi penggemar tanaman hias, bukan suatu masalah jika harus mengeruk uang hanya untuk membeli aglaonema. Tanaman ini kerap diletakkan di ruangan.
Ani, ibu yang hobi mengoleksi tanaman aglaonema menceritakan, “Ada daya tarik tersendiri dari aglaonema. Tanaman ini seperti memancarkan aura dan kharisma. Orang yang datang pun merasakan hal yang sama.” Karena bentuk dan warna cantiknya, tanaman ini lebih banyak disukai remaja putri dan ibu rumah tangga.
Panji Lasho mengakui hal itu. Sejak delapan bulan terakhir, penjualan aglaonema makin meningkat. “Sekarang tren berubah. Bahkan anggrek kalah saing. Tak hanya untuk tanaman hias dalam ruangan, tanaman ini juga digunakan sebagai hadiah ulang tahun,” ujar Panji Lasho, pengusaha tanaman di Buleleng.
Aglaonema bukanlah tanaman yang baru dikembangkannya. Sebelum menjadi tren, dua tahun lalu, Panji Lasho sudah tertarik dengan tanaman itu, dengan alasan bentuknya yang cocok untuk indoor dan tak mengenal musim. “Dulu banyak tanaman aglaonema, tapi belum dikembangkan. Bentuk dan warnanya masih sederhana. Saya budidayakan di kebun dan berusaha menyilangkan. Untuk mendapatkan hasil memang memerlukan waktu berbulan-bulan,” imbuhnya. Ketika itu, penjualan aglaonema lesu.
Setelah tren, ia pun banting setir, melakukan penelitian sampai pengembangan aglaonema walau tak membudidayakan sendiri. Untuk mencari aglaonema bernilai jual tinggi, Panji Lasho harus mendatangkan tanaman ini dari luar Bali, yaitu daerah Jawa Timur. Kemudian, tanaman itu diolah lagi di tempat pembibitan dan dikarantina. Rata-rata, dalam jangka waktu enam bulan, tanaman aglaonema siap dijual. Usaha Panji Lasho kini memang sudah mendatangkan hasil.

Aglaonema Lokal kurang Menarik

Jika dibandingkan dengan aglaonema lokal, yang berasal dari Bali kurang menarik pembeli. Selain bentuk dan warna yang monoton, hijau dan putih, harganya pun kurang menguntungkan. Untuk aglaonema lokal Bali, harga mulai dari Rp 5.000 per polybag. Sangat jauh berbeda dengan aglaonema luar, yang harganya jutaan rupiah. Tak hanya itu, harga jual aglaonema impor ada yang dihitung per lembar daunnya, tiap lembar daun berkisar puluhan sampai ratusan ribu rupiah. Tak aneh, tanaman ini menjadi tanaman kelas tinggi. Peminat di Buleleng kebanyakan dari kaum menengah ke atas. “Ada juga yang sekadar memiliki aglaonema, membeli yang lokal dan murah. Hanya ikut tren, agar tak terkesan ketinggalan,” tutur Panji Lasho.

Untuk masalah perawatan, Panji Lasho mengaku gampang-gampang susah. Agar bisnis tanamannya tetap awet, ia pun mengadakan penelitian. Baik pupuk, media yang digunakan dan perawatan sehari-hari. Jika udara terlalu dingin, daun aglaonema tak bisa mengilap. Begitu pun jika cuaca panas, aglaonema akan kerdil dan susah beranak. Tak hanya itu, warnanya pun berubah. “Hal ini yang perlu diperhatikan. Kita harus dapat membaca cuaca, sehigga tanaman ini tetap cantik,” tambah bapak tiga orang anak itu. Dibandingkan tahun lalu, bisnisnya sekarang lebih menjanjikan. Namun Panji Lasho yang hobi mengoleksi tanaman ini mengaku, untung bukanlah yang utama, tapi kepuasan yang dirasakannya. Ia berharap, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan makin ditingkatkan. “Ternyata banyak tumbuhan yang hidup di sekitar lingkungan kita yang bernilai jual tinggi. Kepedulian terhadap lingkungan perlu digalakkan,” tegas Panji Lasho, saat wartawati Tokoh menemuinya di tempat karantina aglaonema. –put

Tips Merawat Aglaonema

Para pemilik aglaonema tak perlu risau akan perawatan tanaman ini. Tak perlu takut tanaman yang Anda beli hingga jutaan rupiah itu akan mati. Bacalah tips perawatan aglaonema berikut ini.

  1. Untuk menjaga agar tanaman ini tetap segar, usahakan jangan menggunakan air yang mengandung kaporit untuk menyempot aglaonema. Lebih baik menggunakan air murni seperti air kemasan yang banyak dijual dan air sumur. Jika harus menggunakan air ledeng, diamkan air itu selama dua sampai empat hari, setelah itu gunakanlah untuk menyemprot aglaonema.
  2. Jika daun aglaonema Anda terlihat lebih kecil dari semula, periksa media tanam. Jika terasa keras dan padat, harus cepat diganti. Media yang keras dan padat, menyebabkan akar berimpit dan sulit berkembang. Akar yang semrawut dipangkas dan ditanam lagi pada pot yang lebih besar. Siram hingga air menetes dari pot, tanaman pun segar kembali.
  3. Daun aglaonema terlihat layu dan lemas, periksa akarnya. Bila akar lodoh (bola akar) berwarna coklat kehitaman, tandanya cendawan sudah bersarang. Buang akar yang bersarang, dan oleskan Benlate atau Dithane dibekas potongan hingga menutup permukaan. Tanam kembali aglaonema di pot dan media yang baru.
  4. Selain untuk penghias teras, aglaonema juga pas diletakkan di atas meja. Tentunya media yang digunakan nonpupuk kandang. Biasanya dapat digunakan arang sekam, cocopeat (serbuk sabut kelapa), pasir malang, kapur untuk menetralisir kadar ph, dan pupuk dekastar.
  5. Keindahan daunnya akan semakin terlihat segar jika pemilik mau menggosoknya dengan lotion maupun susu segar. – put/berbagai sumber

19 Februari 2008

Bunga Hias Tetap Segar

Memelihara tanaman bunga memang gampang-gampang susah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bunga hias selalu terlihat segar. Agar anda lebih piawai merawatnya, perhatikan dulu tips berikut ini.

Kehadiran bunga dalam sebuah ruangan sering kali memberikan nuansa yang menyegarkan dan menenangkan. Bunga yang beraroma dan berbagai warna dapat menyuguhkan pemandangan indah untuk mata kita yang telah lelah bekerja seharian di depan komputer.

Namun tentunya kesegaran bunga harus tetap dijaga. Ada beberapa cara untuk mempertahakan kesegarannya sebelum ia benar-benar layu. Kita simak bersama:

1. Hal umum yang harus dilakukan tentu saja adalah menyiram bunga itu. Periksalah selalu kadar air. Jangan sampai bunga kekurangan air. Isilah selalu vas dengan air hingga penuh. Untuk bunga mawar, lebih baik isi vas dengan air yang suam-suam kuku.

2. Untuk vas bunga yang beroasis. Usahakanlah agar oasis tetap basah sehingga bunga bisa terus menyerap air dari sana.

3. Jangan sesekali membiarkan daun-daun berjatuhan dan terendam air vas. Karena bial dibiarkan daun terseut akan mudah membusuk dan menimbulkan bakteri. Air yang telah diracuni bakteri tak baik bila diserap oleh bunga. Akibatnya hal itu akan menyebabkan bunga layu dan mampak kusam.

4. Jangan letakkan bunga hias anda di tempat yang langsung terkena matahari ataupun tempat yang menghasilkan panas dan kering. Hal itu dapat menyebabkan bunga menjadi layu dan kering. Simpanlah bunga hias pada tempat yang sejuk dengan temperatur yang seimbang.

5. Hindari meletakkan bunga berdekatan dengan buah yang sudah masak. Buah masak biasanya melepaskan gas ethylene yang bisa mempercepat perkembangan bunga. Hal tersebut juga bisa mempercepat bunga hias menjadi layu dan mati.

6. Hindari keseringan memegang tangkai bunga apalagi melukai dan meremas batang menggunakan gunting tumpul. Hal itu dapat menghancurkan jaringan penyerap air dan membuat bunga menjadi stres.

Perawatan bunga harus dilakukan sejak pertama kali anda membeli bunga itu. Harus diingat bahwa bunga hias tidak boleh terlalu lama hidup tanpa air. Saat membeli bunga dan sekiranya masih membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai rumah, sebaiknya bungkus pangkal batang bunga dengan kertas basa atau busa basah.

Sekarang bunga di mejamu akan semakin indah dan berguna menghilangkan rasa penat dan stres.(

18 Februari 2008

Membuat Adenium Rajin Berbunga


Adenium bentuknya memang unik. Apalagi jika berbunga, cantik sekali. Kini banyak silangan adenium yang menampilkan bunga dengan bermacam warna. Tapi sayangnya jika sekali berbunga, ditunggu-tunggu yang selanjutnya lama baru berbunga. .
Padahal, adenium bisa dibuat berbunga sepanjang waktu. Chandra Gunawan, pehobi adenium, telah membuktikannya di Godongijo, nursery-nya yang luas di Sawangan (Bogor). Berikut ini tipsnya agar tanaman asal gurun pasir itu rajin berbunga.
Pemangkasan adalah kuncinya. Batang adenium yang tumbuh memanjang akan memberi kesan berantakan. Pemangkasan batang utama bisa dilakukan sesuai dengan keinginan pehobi. Kalau mau yang bentuknya tinggi maka batang yang dipotong juga agak tinggi pula.
Selain batang utama, pemangkasan cabang juga dilakukan. Tujuannya agar tampil rimbun. Pemangkasan cabang tersebut, juga bisa memutus siklus hidup hama dan penyakit, serta kunci utama untuk membungakan adenium secara serempak di tiap cabangnya.
Pemangkasan itu akan menghasilkan tunas-tunas baru di tiap cabang yang dipangkas. Dari tunas baru inilah, nanti bakal keluar bunga. Tapi yang harus diperhatikan sebelum melakukan penggundulan, pastikan tanaman itu sehat dan media tanamnya subur. Pemberian pupuk slow release atau NPK sebaiknya dua minggu sebelum ”eksekusi” itu.
Menurut Chandra, yang jarang diperhatikan oleh pehobi adalah kesterilan alat pemotong. Gunting atau pisau yang dipakai sering kali kotor.
Peralatan yang tidak steril seringkali menyebabkan kegagalan. Sebab bekas irisannya menjadi busuk yang bisa merembet ke bagian lain. Harapan untuk memperoleh adenium yang indah, sirna karena kecerobohan.
Sebaiknya pemangkasan dilakukan di pagi hari agar bekas potongan bisa cepat kering. Tidak disarankan penggundulan itu dilakukan di musim hujan, sebab batang yang baru terpotong bila terkena air akan membusuk.
Jika adenium yang sudah gundul sejak awal dalam kondisi bagus, tanaman sehat dan kondisi medianya subur maka dalam tujuh sampai 12 hari sesudah pemangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru dan enam sampai delapan minggu kemudian muncul kuncup bunga.
Jangan lupa menaruhnya di tempat yang mendapat matahari minimal tujuh jam per hari. Sebab tanaman ini menyukai sinar matahari. Jika tidak terkena matahari maka proses pembungaan akan gagal. Kuncup yang sedang terbentuk bisa gagal.

13 Februari 2008

Anthurium Plant Care Instructions

ANTHURIUM CARE

Anthuriums are relatively easy to grow, have attractive foliage and under the proper environment, produce long lasting flowers year round. Commercially, pot type Anthuriums are grown throughout the world with the heaviest concentrations in the US (Florida) and the Netherlands. They are durable and will survive as an indoor foliage plant for a remarkable period of time, even under adverse conditions.
Anthuriums grow best with day temperatures of 78 to 90 F, and night temperatures of 70 to 75 F. Temperatures above 90 F may cause foliar burning, faded flower color, and reduced flower life. Night temperatures between 40 to 50 F can result in slow growth and yellowing of lower leaves. Anthuriums will not tolerate frost or freezing conditions.

POTTING

Anthuriums prefer a growing media that is coarse and well drained. The potting media should be of a peat moss base with a 1:1:1 ratio of peat moss, pine bark and perlite. Plants when they are youong should be planted in a mix that is not quite so coarse, to retain moisture. The soil should be settled firmly around the roots and the root system should fill the pot before the plant is stepped up to a larger pot size.

WATERING

While Anthuriums are able to handle dryness around the root ball, they need to be watered thoroughly and allowed to dry slightly before watering again. Allowing the plant to dry out will greatly slow down the growth cycle. Drying out can also cause the tip to burn and root damage, while over watering can also cause root damage and sudden yellowing of leaves.

LIGHT


Anthuriums as a rule (indoors) will take about as much light as you can provide them with-but not direct sunlight. Lower levels of light will slow down or cease flower production. The foliage type species will tolerate lower light levels as they grow in some of the shasiest areas in their natural habitat. Leaves emerging under lower light may stretch and/or become distorted.

FERTILIZER


A quick word on nutrition. Most growers use a slow time release fertilizer on their plants. Fertilizing should not be an issue for quite a few months. If you are going to fertilize, use a light solution of a 3:1:2 ratio and it is probably best to dilute to 1/4 strength.


PEST AND DISEASE


Anthuriums are susceptible to the usual pests that visit out indoor plants, such as aphids, scales, mealybugs and thrips. Thrips and "mealy" are found more on new growth. You can also find aphids feeding on the flower buds. Scales seem to be particularly fond of the tough bird nest type. The best method of insect control is to monitor your plants and treat them before they get out of hand. There are some "insecticidal soaps" which work well on the soft insects, but scales may need a stronger insecticide. Under low humidity conditions spider mites may show up. One of the best ways to stay clear of the use of chemicals is with periodic wiping of the foliage and a gentle sparay of water. Make sure not to forget the undersides.
The biggest disease problem that you will face indoors is RHIZOCTINIA. This is caused by high temperature and humidity coupled with soil that is poorly drained. Don't over water and if you must replant, use a well drained soil, for that will be your best defense. Chemically, RHIZOCTINIA can be controlled with a wide range of fungicides. The best approach is prevention via cultural practices.

Tip Membeli Jenmani: Pilihlah Daun Tebal Serat Menonjol

Dengan semakin mahalnya harga bibitan Jenmanii, selayaknya perlu dilakukan sikap kehati-hatian dalam membeli bibitan apalagi untuk koleksi sendiri. Karena selama ini banyak orang justru sembrono dalam membeli bibitan, asal murah disikat, padahal nggak tau bagaimana bentuk indukannya dan besarnya kayak apa? Baru setelah enam bulan kemudian muncul penyesalan, karena bibit yang diharapkan bisa menjadi jemani yang punya karekter Cobra, Sawi, Koll, Mangkuk atau lainnya tidak kesampaian. Penyesalan seperti ini telah dialami oleh banyak kolektor pemula yang hanya percaya pada pedangan atau broker, tanpa pernah melihat indukannya. Seringkali orang melihat bibitan dua tiga daun yang tampak bagus tebal dan bentuk bulat ingin membelinya, apalagi harga yang ditawarkan selisih lima sampai sepuluh ribu rupiah dibanding harga umum. Pasti ingin membelinya dalam jumlah banyak, karena saat ini untuk cari bibitan jenmani susah sekali meski harga sudah tembus ratusan ribu untuk tiga daun. Tapi setelah umur tujuh bulan atau keluar daun ketujuh, bibitan yang dulunya dianggap bagus, keluar sifat aslinya tangkainya panjang daunnya besar memanjang. Kalau sudah begitu biasannya ada penyesalan, karena itu ciri jenmanii giant alis jumbo yang tentunya masuk katagori jenmanii kurang bagus. Indukan jenmanii jumbo ini banyak yang punya, harganya juga tidak mahal seperti jenmani yang punya karakter, karena dianggap jenmanii biasa. Tapi bagi pemilik indukan Jenmani giant ini sangat diuntungkan karena bisa sebagai mesin produksi. Pasalnya disaat harga bibitan tembus ratusan ribu setiap tongkol jenmanii jumbo yang sudah umur tiap tongkolnya bisa menghasilnya ribuan biji, beda dengan jenmanii yang punya karakter bagus, produksi bijinya relatif rendah paling banyak sekitar tiga sampai empat ratus saja. Nah, supaya tidak salah pilih, coba ikuti tip yang disampaikan orang yang cukup berpengalaman berburu jenmani seperti dr.Madiyanto Wonogiri dalam membeli bibitan jenmanii. Menurut bapak dua putri ini hal yang harus diperhatikan dalam membeli bibit Jenmanii usahakan melihat induknya. Dengan tahu indukannya, meski tidak ada jaminan dari penjual kalau bibitannya nanti seperti induknya kita bisa tenang. Yang penting penjual atau nursery bisa memberi jaminan kalau bibitannya dari indukan A, maka kita sebagai pembeli lega, karena kalau terjadi penyimpangan bibitan tadi tidak menyimpang jauh dari induknya. Induk yang bagus memang belum tentu menghasilkan anakan yang bagus semua, tapi pada umumnya kebanyakan bibitan yang dihasilkan bagus. Sebaliknya kalau induknya kurang bagus, sudah pasti anakannya banyak yang kurang bagus. Karena itu mengingat harga bibit cukup mahal, sebaiknya belilah bibit yang tahu silsilah induknya, terang dr.Madiyanto. Bagaimana kalau tidak bisa melihat indukannya, karena selama ini banyak pedagang yang menjual bibitan bukan dari hasil dari indukannya sendiri melainkan dari orang lain? Kalau begitu ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan, pertama pilih daun yang tebal. Kedua serat daunnya menonjol, dan ketiga daunnya lebar atau bulat. Daun tebal rata-rata dari induk yang bagus, sebab selama ini Jenmanii induk yang punya karakter seperti Cobra, Sawi, Pagoda, Piton, Entong, Daun nangka dan sebagainya memiliki daun yang tebal. Kalaupun dewasannya nanti tidak memiliki karakter, maka jenmanii ini masih memiliki nilai ekonomis tinggi karena ketebalan daunnya. Kedua serat harus menonjol, bila daun tiga empat serat daun pada bibitan jenmanii sudah nampak maka semakin besar tanaman tadi akan makin jelas seratnya. Karena serat merupakan salah satu tanda Jenmanii berkualitas, maka meski daun tidak memiliki karekter jenmanii seperti ini juga memiliki nilai ekonomis tinggi. Ketiga, pilih daun yang lebar, bibitan yang punya daun lebar kemungkinan besar nantinya saat dewasa memiliki karakter, entah jadi mangkuk, sweta atau lainnya. Tapi yang daun agak memanjang bukan berarti jelek, karena dalam jenmanii seringkali terjadi mutasi saat memasuki usia dewasa, maka bisa jadi Jenmani yang bentuk daunnya jelek berubah menjadi jenmanii yang berkarakter seperti jaipong, golok atau lainnya. Jenmani memang unik, kecil sampai memasuki remaja bagus, tapi menjelang dewasa kadang muncul gen aslinya bentuk daun malah berubah jadi jelek, begitu juga sebaliknya. Memang kemungkinan seperti itu jarang terjadi, tapi pernah terjadi. Karena itu perhatikan serat dan ketebalan, kalau serat bagus tebal oke, meski nantinya bentuk daunnya berubah, nggak masalah, kata dr.madiyanto yang selama ini dikenal suka mengoleksi Jenmanii cobra.