Interaksi antara manusia dengan tanaman dari dahulu kala sampai sekarang tidak dapat terpisahkan. Interaksi ini dapat berupa kebutuhan dalam bentuk pangan, kesehatan dan keindahan. Interaksi dalam bentuk keindahan dan kesehatan diwujudkan dalam bentuk memelihara tanaman yang disini ditekankan pada pemeliharan tanaman hias 'indoor' yang tidak sekedar berfungsi memberikan keindahan tempat atau ruangan tetapi juga memberikan kesehatan lingkungan, dalam arti membuat udara lebih segar dan sehat.
Hasil kajian yang dilakukan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration) dari Amerika Serikat, menunjukkan ada 3 (tiga) bahan kimia yang mudah menguap yang umum terdapat di lingkungan rumah tinggal, dalam gedung ataupun perkantoran yang berpotensi sebagai gas polutan. Ketiga bahan itu adalah Benzene, Trichloroethylene dan Formaldehyde.
Berikut sumber dari ketiga polutan tersebut:
Formaldehyde
1. Plywood (kayu lapis, triplek)
2. Partikel board
3. Karpet
4. Furnitur
5. Produk kertas (Tissue, kertas tulis)
6. Bahan pembersih
Benzene
1. Asap rokok
2. Produk petrokimia
3. Serat sintetis
4. Plastik
5. Tinta dan pewarna kain
6. Produk dari bahan karet
7. Detergen
Trichloroethylene
1. Tinta dan pewarna kain
2. Lem
3. Cat
4. Pernis
Bahan kimia lain yang juga berpotensi sebagai gas polutan adalah Xylene, ditemukan di dalam bahan lem, komputer, printer, cat, penutup dinding dan lantai, Acetone terkandung di dalam bahan kosmetik, Alcohol terdapat pada produk parfum serta Ammonia pada bahan kosmetik.
Dampak dalam jangka waktu tertentu bagi manusia yang tinggal atau bekerja di lingkungan tersebut adalah timbulnya masalah kesehatan seperti timbulnya reaksi alergi seperti mata terasa gatal dan terbakar, mudah mengantuk dan lelah, kulit memerah, masalah di saluran pernafasan dan sinus, kemudian sakit kepala, yang selanjutnya dikenal dengan istilah "Sick Building Syndrome"
Sick Building Syndrome
Suatu keadaan akut dari polusi udara dalam ruangan (indoor) yang terjadi dalam lingkungan rumah atau perkantoran dalam kondisi tertutup atau minim ventilasi.
Tanaman hias merupakan tanaman hias yang penempatannya berada di dalam ruangan dengan pencahayaan matahari terbatas, tersaring ataupun dengan cahaya buatan (lampu TLD). Tanaman hias 'indoor' dapat berupa rangkaian landscape (taman di dalam ruangan) atau tanaman pot (pot plant) yang dapat diletakkan di sekitar ruangan ataupun di atas meja. Tanaman hias dalam beberapa kajian yang telah dilakukan, selain mempunyai fungsi keindahan (estetika) dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia disekelilingnya. Manfaat kesehatan yang dimaksud adalah mempunyai kemampuan menyerap gas-gas polutan di dalam rumah ataupun gedung perkantoran, memproduksi oksigen, menguapkan air dari permukaan tanaman, sehingga membuat udara lebih segar dan sehat.
Tidak semua jenis tanaman hias mempunyai kemampuan dalam menyerap gas polutan, bahkan diantara tanaman hias tersebut mempunyai kemampuan menyerap gas polutan dengan kadar yang berbeda. Demikian pula beberapa tanaman mempunyai kemampuan memberikan kesegaran udara pada ruangan.
Beberapa tanaman hias yang sudah dilakukan penelitian oleh NASA sebagai tanaman yang mampu menyerap gas-gas polutan di dalam ruangan adalah sebagai berikut:
Formaldehyde
Aloe barbadensis (Lidah Buaya)
Chlorophytum comosum (Lili Paris)
Philodendron sp.
Dracaena fragrans (Hanjuang)
Scindapsus aureus (Pothos)
Syngonium podophyllum
Fern/Adiantum (Leatherleaf Fern)
Nephrolepis exaltata (Pakis Boston)
Ficus elastica (Karet Hias)
Ficus benjamina (Beringin)
Aglaonema modestum (Sri Rejeki)
Sanseviera laurentii (Lidah Mertua)
Rhapis excelsa (Palem Waregu)
Chrysalidocarpus lutescens (Palem Areca)
Chamaedorea sefritzii (Palem Bambu)
Phoenix roebelenii (Kurma Kerdil)
Spathiphyllum sp.
Dendrobium sp.
Benzene
Dracaena marginata (Hanjuang)
Dracaena deremensis (Hanjuang)
Dracaena warneckei (Hanjuang)
Spathiphyllum sp.
Aglaonema modestum (Sri Rejeki)
Sanseviera laurentii (Lidah mertua)
Trichloroethylene
Dracaena marginata (Hanjuang)
Spathiphyllum sp.
Dracaena warneckei (Hanjuang)
Sanseviera laurentii (Lidah mertua)
Xylene
Phalaenopsis sp (Anggrek Bulan)
Alcohol
Dendrobium sp.
Spathiphyllum sp.
Ammonia
Palem waregu (Rhapis excelsa)
Acetone
Spathiphyllum sp.
Dendrobium sp.
Selanjutnya adalah tanaman yang mampu memberikan kesegaran di dalam ruangan seperti:
Chrysalidocarpus lutescens (Palem Areca)
Pisang kerdil/dwarf (Musa acuminata)
Palem waregu (Rhapis excelsa)
Spathiphyllum sp.
Dendrobium sp.
Sanseviera sp.
Tips:
Letakkan minimal 1 pot tanaman hias untuk luasan ruang 9 m2, agar rumah, gedung atau perkantoran lebih segar, sehat dan menyenangkan.
(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)
05 Mei 2008
Tanaman Hias “Indoor” dalam Tinjauan Kesehatan
08 April 2008
Daun Salam Untuk Obat Asam Urat
Daun salam biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap bumbu dapur. Pohon salam (Syzygium polyanthum) yang biasa tumbuh liar di hutan dan di pegunungan bisa mencapai ketinggian 25 meter dan lebar pohon 1,3 meter.Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Selain daun yang dipakai sebagai bumbu, kulit pohonnya biasa dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan tumbuhan ini bisa dilakukan dengan biji, cangkok, atau stek.
Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat: Rempah, Rimpang, dan Umbi, pohon salam memiliki berbagai khasiat obat yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pohon salam bisa dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis, dan lain-lain. Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan buah.
Mengatasi asam urat yang tinggi, 10 lembar daun salam direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat. Mengatasi stroke, 10 lembar daun salam dan 50 gram jantung pisang dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan.
Bagi penderita kolesterol tinggi, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun ceremai direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian arinya diminum secara teratur. Untuk melancarkan peredaran darah, 7 lembar daun salam dan 30 gram daun dewa segar direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 350 cc. Lalu ramuan disaring dan diminum sebanyak dua kali sehari.
Mengatasi radang lambung, 30 gram daun salam, 30 gram sambiloto kering, dan gula batu secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian airnya diminum untuk dua kali sehari. Lakukan secara teratur.
Untuk obat diare, 7 lembar daun salam direbus dengan 200 cc air selama 15 menit, tambahkan garam secukupnya. Setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Ramuan lainnya, 7 lembar daun salam, 10 lembar daun jambu biji, 10 gram jahe, dan 1 buah kulit delima putih, dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Tambahkan 200 cc air matang, disaring, lalu diminum.
Mengatasi gatal-gatal, daun atau kulit batang atau akar dicuci bersih lalu digiling hingga halus. Tambahkan minyak kelapa secukupnya, kemudian balurkan pada bagian yang sakit.
Sebagai obat kencing manis, 7 lembar daun salam dan 30 gram sambiloto direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 200 cc. Setelah dingin disaring lalu diminum untuk dua kali sehari.
sumber : http://www.purwakarta.org/index.php/2006/02/01/daun-salam-untuk-obat-asam-urat/
31 Maret 2008
Banyak Jenis Herba Atasi Perut Mulas
BATU EMPEDU berulah, perut bisa mulas. Maag kumat, perut bisa mulas dan sebah. Masuk angin dan diare, perut juga dapat muneg-muneg. Banyak pasal yang dapat membuat perut terasa mulas dan muneg-muneg.
Dalam bahasa medis mulas perut disebut kolik. Tanda serangan penyakit ini adalah munculnya rasa nyeri di bagian usus dan sekitarnya. Oh ya, saat wanita datang haid kadang juga disertai perut mulas. Menyusui terlalu banyak dapat pula memicu perut mulas.
Gangguan kesehatan ini bisa datang tiba-tiba dan membuat nafsu makan menurun. Ditandai dengan usus yang seolah-olah bergerak dan selalu bersuara.
Seringkali buang air besar dan kadang disertai kentut yang berbau busuk. Serangan ini dapat berkurang setelah penderita dapat muntah.
Terapi herbal apa saja yang dapat digunakan? Banyak bahan alami dapat dipakai untuk menyembuhkan kolik. Antara lain kencur, jahe, kedaung, mengkudu, sembung, pati aren, batang gayam dan akar camcao batang.
Bila menggunakan kedaung, sangrai 8 biji kedaung hingga hangus, lalu digiling halus, seduh dengan setengah gelas air matang panas, tambah 1 sdm madu, aduk sampai rata dan hasilnya diminum sekaligus.
Atau gunakan 5 jari akar camcao batang, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air hingga tinggal separuhnya. Setelah dingin disaring, minum hasilnya 2-3 kali sehari.
Ramuan berikut juga dapat menyembuhkan perut mulas. Bahannya terdiri 1/2 ggm beluntas, 1/4 ggm legundi, 1/5 ggm galing kerbau, 1.4 ggm lombok rawit dan 3 jr gula aren. Seluruh bahan direbus dengan 3 gelas air bersih hingga tinggal dua gelas,. Setelah dingin disaring, hasilnya diminum 3 kali sehari. (Jbo)