AddMe - Search Engine Optimization
Tampilkan postingan dengan label Manajemen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Manajemen. Tampilkan semua postingan

02 Juni 2008

Paklobutrazol: Kegunaan dan Rambu-rambu Pemakaian

Zat pengatur tumbuh Paklobutrazol merupakan senyawa kimia bila diberikan ke suatu tanaman akan memberikan efek penghambat pertumbuhan tunas.

Penggunaan zat pengatur tumbuh ini bila diberikan tidak sesuai dengan aturan akan membuat gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam tingkat lebih lanjut. Cara kerja zat pengatur tumbuh ini adalah dengan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman (pertumbuhan tunas dan daun).

Dampak penghambatan di dalam fisiologis tanaman antara lain:
1. Dalam jangka waktu tertentu meningkatkan rasio karbon-nitrogen (C/N), artinya dengan
meningkatnya kadar karbon berpotensi untuk merangsang keluarnya tunas bunga.
2. Menekan kadar hormon tanaman seperti Gibberelin, dimana bila kadar Gibberelin menurun
maka dapat merangsang keluarnya tunas bunga.

Syarat agar tanaman tidak mengalami gangguan fisiologis akibat penggunaan Paklobutrazol, maka tanaman harus dipersiapkan sebagai berikut:
Syarat internal tanaman:
1. Tanaman sudah memasuki fase generatif (pernah berbunga)
2. Tanaman dalam kondisi sehat (tidak mendapatkan serangan hama ataupun penyakit)

Syarat eksternal tanaman:
1. Perlakuan pemangkasan (perubahan C/N rasio)
2. Pemupukan (mengurangi pemupukan N dari Ammonium)

Penggunaan Paklobutrazol pada tanaman cukup 1 kali saja, bila diberikan lebih dari yang disarankan akan memberikan dampak gangguan fisiologis dalam bentuk tanaman kerdil dan merana, daun menggulung/keriting. Konsentrasi pemakaian 6 - 10 ml/L untuk tanaman buah, sedangkan untuk tanaman hias 2 ml/L.

Produk yang tersedia:
1. Golstar 250 SC
2. Patrol 250 SC

(Yudha Hartanto, M.Si, diolah dari berbagai sumber)

13 Mei 2008

Derajat Keasaman (pH) Media Tanam: Asam atau Basa?

Mengetahui derajat keasaman media tanam (pH) sangat diperlukan sebelum dan sesudah menanam suatu tanaman. Karena derajat keasaman sangat menentukan ketersediaan nutrisi di dalam media yang akan dipergunakan oleh tanaman.

Seringkali kondisi media tanam sesudah ditanam dan telah lama dibudidayakan mengalami kenaikkan atau penurunan pH yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Umumnya pH yang diperlukan tanaman sekitar 5 – 6,5, dimana baik unsur makro (N, P, K, Ca,Mg,S) dan mikro (Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo ) tersedia bagi tanaman.

Beberapa tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan kondisi pH media tanam yang asam (pH<5)>6, maka daun tanaman akan terlihat hijau pucat. Kondisi daun yang seperti ini dikarenakan kekurangan unsur besi (Fe) yang diperlukan dalam pembentukan khlorofil (zat hijau) daun.

Kasus yang lain adalah tanaman mengalami kekurangan nutrisi boron (B) pada kondisi media asam (pH<5).>

Pemupukan yang tidak terkelola dengan baik tentunya akan berdampak terhadap kondisi pH media. Penggunaan pupuk N (Nitrogen) dalam bentuk Ammonium Sulfat (NH4)2.SO4 atau pupuk ZA secara berlebih di tanah atau media tanam alternatif akan membuat kondisi media menjadi asam. Demikian pula sebaliknya bila terlalu banyak pemupukan yang berasal dari unsur Ca, Mg yang terikat dalam bentuk karbonat (CO3) akan membuat media menjadi basa, sehingga ada beberapa unsur mikro tidak tersedia bagi tanaman.

Maka langkah yang perlu diambil agar tanaman dalam kondisi prima adalah mengelola cara pemupukan yang baik dan benar (tepat waktu pemberian, tepat fase pemberian, tepat konsentrasi).

(Yudha Hartanto MSi., diolah dari berbagai sumber).

Sumber : http://www.godongijo.com

06 Mei 2008

Merawat dan membungakan Adenium dan Euphorbia

Agar Adenium dan Euphorbia mudah berbunga, perlu dilakukan perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, Penggantian pot dan media tanam, serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Media Tanam.

Media tanam berfungsi untuk:

Tempat tumbuhnya akar tanaman
Penopang tanaman agar tumbuh dengan baik
Penyedia air dan pupuk

Media tanam yang baik harus memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

Tidak mengandung bibit hama dan penyakit dan bebas gulma.
Mampu menampung air, tetapi juga mampu membuang/mengalirkan kelebihan air.
Remah dan porous, sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang menembus media tanam dengan mudah.
Derajat keasaman (pH) antara 6,0 sampai 6,5
EC media maksimal 0,5

Tanaman adenium maupun euphorbia lebih menyukai media yang kering serta mampu membuang kelebihan air secara cepat. Oleh karena itu, di PT Godong Ijo Asri, media tanaman adenium maupun euphorbia menggunakan campuran dari serbuk sabut kelapa, sekam bakar, kerikil zeolit, serta pasir. Semua jenis media tanam tersebut diatas sebelum digunakan sudah melalui proses sterilisasi untuk mematikan benih penyakit serta benih rumput. Sedangkan tanah tidak digunakan karena tanah di Indonesia rata-rata kurang porous, banyak mengandung benih rumput maupun penyakit, serta kurang mampu mengalirkan kelebihan air.

Kelemahan dan kelebihan masing-masing bahan media tanam yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

Sekam bakar. Sekam bakar berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Dengan disangrai ini, sekam menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang tinggi itu benih penyakit maupun benih padi yang tersisa akan mati. Arang sekam adalah media yang porous, tetapi kurang mampu menampung air. Oleh karena itu dalam penggunaannya, dicampur dengan media lain yang mampu menampung air.

Serbuk sabut kelapa (coco peat). Coco peat berasal dari sabut kelapa yang sudah dipisahkan dari seratnya, dan telah direbus untuk menghilangkan zat tanin (zat yang dapat mematian tanaman). Dengan perebusan, berarti juga sterilisasi untuk menghilangkan benih-benih penyakit yang mungkin ada didalamnya. Coco peat ini dapat menyimpan air yang banyak, sehingga apabila digunakan harus dicampur media lain agar kelebihan air tersebut dapat dibuang.

Pasir. Pasir yang digunakan untuk media tanam adalah pasir sungai&amp;amp;nbsp; yang sudah disaring sehingga tidak ada kotoran berupa tanah, kemudian direbus untuk sterilisasi. Pasir pantai tidak dapat digunakan karena ada garam didalamnya. Dalam penggunaannya, pasir biasanya dicampur dengan media yang lain, karena pasir tidak mampu mengikat air.

Batu kerikil Zeolit. Batu zeolit berwarna hijau muda, adalah batuan yang mampu menampung pupuk yang disiramkan kepadanya, dan dapat juga mengurangi unsur kimia yang bersifat racun bagi tanaman. Batu zeolit dalam penggunaannya sebagai media tanam dipecah terlebih dahulu menjadi kerikil, agar ukurannya sesuai untuk media tanam.

Styrofoam. Styrofoam atau busa putih, dipakai menjadi bagian media tanam hanyalah agar media tanam tidak terlalu padat. Dalam penggunaannya, stirofoam dipotong atau diiris sebesar dadu, dan ditempatkan didasar pot.

Perlu diketahui bahwa semua media tanam diatas, adalah limbah. Sekam adalah limbah dari padi, serbuk sabut kelapa adalah limbah dari industri pembuatan serat sabut kelapa (industri jok, keset dll), Pasir sungai yang dipakai adalah pasir yang kasar (sisa pembangunan perumahan), sedangkan kerikil zeolit adalah limbah dari batuan zeolit yang diproses untuk elemen tembok rumah. Media tanam tersebut juga adalah media yang dapat ditemukan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga dapat digunakan untuk mensuplai pertanian dalam skala massal.

Beberapa jenis media lain yang dapat digunakan oleh para hobiis adalah sbb:

Pakis (pakis dicincang dahulu sebelum dipakai),
Spagnum moss,
arang kayu, dll.

Namun demikian, media-media tersebut sulit dijumpai dalam jumlah banyak, sehingga jarang digunakan untuk penanaman sekala perkebunan.

Perlu diketahui bahwa berbagai macam media tanam yang digunakan diatas tidak mengandung unsur pupuk sama sekali. Bedakan dengan pupuk kandang atau kompos yang sudah mengandung pupuk, tetapi kurang memiliki persyaratan-persyaratan sebagai media tanam yang baik untuk euphorbia maupun adenium.

sumber: http://www.godongijo.com/

22 April 2008

Manajemen Pengendalian Cendawan dan Bakteri Patogen pada Tanaman

Penyakit tanaman dapat berkembang dan menyebar bila kondisi seperti suhu dan kelembaban memenuhi syarat untuk berkembang, selain itu kondisi tanaman dan teknis budidaya juga berperan.

Penyebab penyakit yang sering menyerang tanaman yaitu bakteri dan cendawan. Bakteri dan cendawan cenderung berkembang pada lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi (>80%), dimana bakteri berkembang pada suhu tinggi (>28oC), sedangkan cendawan pada suhu rendah (<22>

Tanaman yang mengalami stres rentan terhadap serangan penyakit, stres yang dimaksud dapat dikarenakan (1) penggantian media baru dan (2) penggenangan air di daerah perakaran dalam jangka waktu lama. Faktor lainnya adalah salah pemberian pupuk (konsentrasi pupuk yang kurang/lebih dan macam pupuk yang salah).

Pengaturan jarak tanam ataupun jarak antar pot tanaman di dalam membudidayakan tanaman juga mempengaruhi perkembangan dan penyebaran penyakit. Semakin rapat jarak antar tanaman memberikan resiko tinggi dalam penyebaran penyakit tersebut. Demikian pula dengan media tanam yang salah menentukan komposisi dan perbandingannya. Bila media tanam terlalu lembab dan kuat memegang air maka akan membuat akar tanaman membusuk yang dapat menjadi awal masuknya penyakit.

Solusi selain mencegah dengan menggunakan fungisida dan bakterisida adalah dengan cara kontrol lingkungan dengan membuat lingkungan sekitar tanaman mudah teraliri udara, mengatur penyiraman air, pemberian pupuk yang tepat (konsentrasi,macam pupuk), mengatur jarak antar tanaman dan membuat media tanam tepat komposisi dan perbandingan.
(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)